Sabtu, 20 Oktober 2012

sedikit ringkasan buku Bambang Pranowo BAB 2

 Dilihat dari sekilas kali ini bambang pranowo ingin menggambarkan tentang gimana keadaan desa di Jawa pada Umumnya. Gambaran yang sering ditemui dalam desa adalah tentang keadaan ekonomi mereka sebagian besar mengandalkan sawah. Hal itu sama juga dengan apa yang dikemukakan oleh Geertz. Ekonomi di sawah Cuma ada di Indonesia bagian dalam (jawa). Hal itu tentu sangat berbeda dengan Indonesia bagian luar seperti sumatra, kalimatan, nusa tenggara, selawesi dll.  Fokus di bab ini tentunya akan menguraikan bagaimana dengan keadaan desa dengan mata pencaharian di sawah dan tentunya berada de desa Tegalreso pulau Jawa.
            Tegalroso adalah nama dari sebuah desa yang ada di kecamatan Tegalrejo. Desa ini terdapat di magelang Jawa Tengah. Desa ini terdapat di kawasan dataran tinggi di pusat jawa tengah. Letak magelang sendiri sangat strategis, hal ini dikarenakan magelang dikelilingi oleh gunung jadi wilayahnya sangatlah subur.
            Menurut penduduk di Desa Tegalroso, tegalroso memiliki arti Tegal berarti lahan kering dan roso adalah tanah milik KI Roso (cikal bakal atau pendiri desa Tegalroso). Menurut penduduk sebulum kedatangan Ki suroso desa ini adalah hutan. Menurut data lesan seluruh Perempuan di desa Tegalroso berwajah cantik hal itu di karenakan karena pengaruh kekuatan gaib nyi suroso dan nyi Suroso sendiri adalah seorang wanita yang cantik rupawan. Dan makam mereka hingga saat ini masih terawat dengan baik lewat upacara nyadran di bulan Romadhon.
            Ternyata sejarah di Dasa ini tidak terlacak dengan baik. Tapi meskipun demikian ada data bahwa pada waktu pangeran Diponegoro melawan belanda 1826-1830 desa ini sudah terbentuk dan menjadi pemukiman. Dan yang menjadi lurah sekarang adalah lurah dari generasi ke-4 dari keturunan Ki Suroso. Dan desa ini sangat terkenal, hal itu dikarenakan di dalamnnya terdapat seorang guru ilmu kebatinan ki Rekso Joyo.
            Dalam pendapat hidren greet bahwah masyarakat batin di desa adalah sesosok orang yang lebih dihargai daripada lainnya. Dan itu menjadi sesuatu yang terpenting dan dominan, karena akan membuat keluarga yang damai. Hal itu akan membuat mereka saling mengisi satu sama lain. Sedangkan deskripsi keluarga batin adalah keluarga yg hanya terdiri atas suami, istri (suami atau istri) dan anak; keluarga inti.
            Hansen dalam bukunya yang berjudul rural local govermen and aricultural devolepmen in java menyebutkan seseorang elite politik yang lebih padu posisi dominan dan perlahan-lahan mulai melepaskan organ utama dari jejaring aliansi sosial yang lebih kompleks. Kelebihan di desa ini adalah lurahnya lebih tanggap pada warganya dan selalu mengusahan paling baik untuk warganya. Jadi terlihat mengayomi sepenuhnya. Karena lurah adalah salah satu faktor penentu baik atau tidaknya suatu desa tersebut.
            Hampir setiap rumah tangga di Tegalroso memiliki lahan sendiri. Dan mereka memiliki pekarangan sendiri. Dan mereka memiliki tanah yang luas. Mereka rata-rata beninfestasi pada tanah karena mereka yakin bahwa tanah di desa itu subur. Bahkan sciler mengungkapkan tongkat yang dibenamkan di pulau jawa akan tumbuh. Itu membuktikan bahwa tanah dijawa subur. Tanah menjadi subur karena aliran sungai yang mengalir membawa vulkanik. Jadi membuat kesuburan tanah akan selalu bertahan sampai sekarang.
            Jumlah seluruh tanah yang dimiliki oleh sepuluh orang dan yang paling luas hanyalah 13,6 ha atau 6,8% . dari seluruh desa Tegalroso. Hal itu sangatlah berbeda yang disediakan oleh colieryang mencatat kesetimpangan distribusi di dua desa.
            Penting untuk dicatat bahwa 275 dari 1793 pendududuk desa (14,9%) hanya memeiliki tanah yang kurang dari 0,1 ha jadi bagaimana mereka mencari makan dengan lahan yang Cuma segitu? Jawabannya akan lebih rinci pada bab 3 dan sedikit tambahan bahwa masyarakat hidup tidak hanya bercocok tanam. Tapi ada yang berbisnis sendiri ada yang bekerja pada negara, dll. Dan mereka tetap bisa hidup subur dan makmur dengan lahan seadanaya.
»»  Baca Lengkap...

PENGARUH INDIA MASUK KE INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
            India masuk ke Indonesia sangat membawa pengaruh luar biasa, terutama di sektor ekonomi, polik, budaya dan agama. Dan efek yang terasa sampai sekarang yang di bawa india adalah dari sektor keagamaan. Hal itu dikarenakanAgama Hindu dan Budha tokoh penyebarnya dari India.
            India lebih dulu membangun hubungan dagang ke Cina, sehingga dari faktor Ekonomi India masih kalah duluan dari India.
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1.      Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2.      Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar.
3.      Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan.
4.      Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN DAGANG INDIA DENGAN CINA
Pada awal abad pertama masehi, perdagangan antara Cina, India, dan daerah sekitar Laut Tengah melalui jalan sutera sangat ramai. Namun jalan darat ini menjadi tidak aman akibat banyaknya perampok. Para pedagang kemudian beralih melalui jalan laut yang terdekat, yaitu antara India dengan Cina dan berlabuh di Selat Malaka. Jalur perdagangan melalui Selat Malaka menjadi ramai, maka bermunculanlah bandar-bandar tempat para pedagang menjual dan membeli barang dagangan. Di Selat Malaka ini banyak pula para pedagang dari Indonesia, yang turut serta dalam perdagangan tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, hubungan dagang antara India dan Cina berkembang semakin pesat. Dari Cina, India memperoleh sutera dan barang-barang porselen. Sedangkan India banyak mengekspor barang-barang dari gading, tenunan halus, dan barang ukiran. Kontak perdagangan ini melibatkan pula para pedagang Indonesia. Para pedagang India dan Cina ini banyak yang membeli barang dagangan dari Indonesia, yaitu rempah-rempah, kayu cendana, emas, perak dan lain-lain. Cengkeh yang ketika itu merupakan salah satu hasil kepulauan Indonesia bagian timur menjadi barang dagangan yang sangat dicari oleh para pedagang India.
A.    Pengaruh India di Bidang Ekonomi.
Pengaruh India masuk ke Indonesia dalam bidang ekonomi tidak terlalu banyak. Hal itu dikarenakanmisi utama mereka masuk ke Indonesia bukan untuk berdagang, tapi untuk menyebarkan agama Hindu. Tapi karena India mempunyai semangat etos yang tinggi dalam mencari uang jadi masyarakat sekitar mulai untuk mencontoh india dalam bidang ekonomi. Dan mereka dalam berdagang juga sangat luwes, jadi kebanyakan masyarakat indonesia meniru dari keluesan mereka dalam berdagang.

B.     Pengaruh di Bidang Politik
Pertama kali Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya. Menurut sejarah yang ditemukan bahwasannya India adalah salah satu membawa misi penyebaran agama sekaligus memberi wawasan dengan sisitem pemerintah kerajaan. Hal itu terbukti dalam terbentuknya kerajaan hindu dan budha.
Penduduk asli Indonesia telah mengembangkan sejumlah pranata sosial semisal “Negara.” Entitas Negara ini diantaranya dibuktikan dengan adanya prasasti Muara Kaman yang menunjukkan kerajaan Kutai dengan rajanya Kudungga. Orang-orang Indonesia ini kemudian melakukan kontak dengan para pedagang dari India. Selain di Kutai, juga berdiri kerajaan-kerajaan di Jawa Barat tepatnya di tepi sungai Cisadane Bogor.
Kerajaan-kerajaan tersebut sudah hidup makmur lewat kontak dagangnya dengan India Selatan. Raja-rajanya kemudian mengadaptasi konsep-konsep Hindu ke dalam struktur kerajaannya. Mereka mengundang para Brahmana India Selatan dari aliran Wisnu atau Brahma. Para pendeta tersebut memberi konsultasi dan nasehat mengenai struktur dan upacara-upacara keagamaan, termasuk pula bentuk Negara, organisasi Negara, dan upacara-ucapara kenegaraan menurut sistem yang berlaku di India Selatan. Ke-"jenius-lokal"-an orang-orang Indonesia ini ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengadaptasi pola-pola sosial dan politik India ke dalam hidup kerajaan mereka.
C.    Pengaruh di Bidang Agama
Pengaruh agama dari India tentunya tidak akan lepas dari agama Hindu dan Budha. Karena yang membawa agama itu adalah mereka. Sejarahnya adalah Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan kegiatan perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga dilakukan dengan mendatangkan para Brahmana / pendeta dari India dan mengirim orang-orang Indonesia ke India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh kebudayaan dari Timur yang dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan tersebut sangat besar terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan kebudayaan.
Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan  masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uang dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama.

D.    Pengaruh di Bidang Budaya
Budaya Indonesia asli seperti “desa” yang egaliter perlahan berubah dengan masuknya konsep kenegaraan India Selatan yang hirarkis. Raja mulai dianggap sebagai turunan dewa. Namun, pengaruh hirarkis ini juga tidak dapat dipukul rata. Ia terutama diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan Indonesia yang ada di pedalaman dan mengandalkan pertanian dan penggunaan irigasi sebagai basis ekonominya. Masyarakat atau kerajaan di pesisir pantai tidak terlampau terpengaruh oleh sistem India Selatan ini. Di masa mendatang, wilayah-wilayah pesisiran kerap melakukan pembangkangan politik atas kuasa sentral di pedalaman. Misalnya, pemberontakan Pati (pesisir Utara) di bawah pimpinan Adipati Pragola terhadap Sultan Agung Hanyakrakusuma di Yogyakarta (pedalaman-sentral).
Negara pesisir lain semisal Sriwijaya juga biasanya mengandalkan perdagangan sebagai basis ekonominya. Dalam Negara yang demikian, tidak diperlukan wilayah pertanian, petani yang banyak, sistem komando yang tersentralistik, serta pedalaman yang luas oleh sebab barang produksi dapat diperoleh lewat interaksi pertukaran. Hubungan lebih berada dalam suasana egalitarian. Ini mungkin menjadi sebab Sriwijaya pun lebih terpengaruh oleh Buddha ketimbang Hindu.
Sebaliknya, di Jawa lebih berkembang pengaruh Hindu. Ini akibat basis ekonomi Jawa yang kental nuansa pertaniannya. Contoh dari ini adalah kerajaan Majapahit, Kediri, Singasari, juga Mataram Kuno. Mereka adalah Negara-negara agraris. Letaknya di daerah-daerah subur lembah sungai, gunung berapi, dan rakyatnya hidup dari bercocok tanam. Akibat surplus beras, mulailah kerajaan-kerajaan Jawa ini berekspansi keluar wilayah (misalnya Majapahit) dengan mencari Negara-negara bawahan di kepulauan Nusantara. Pola sentralistik kuasa politik mereka kemudian berbenturan dengan nuansa egalitarian di kerajaan-kerajaan (atau wilayah-wilayan) pesisiran.
Kerajaan Jawa biasanay tersusun secara hirarkis, dengan semua pemberkatan diutarakan kepada raja. Namun, susunan ini hanya berlangsung di level atas (palace circle) sementara masyarakat biasa hampir tidak tersentuh oleh ciri ini. Inilah yang mungkin mengakibatkan pengaruh-pengaruh lain semisal Islam dan Barat (terutama Islam yang egalitarian) masuk dengan mudahnya ke kalangan masyarakat Indonesia.


E.      
BAB III
KESIMPULAN
            Dari kesimpulan pembahasan di atas adalah bahwa India juga membawa pengaruh pertama kali dalam sejarah Indonesia pra Islam. Terbukti dalab bidang ekonomi politik maupun budaya. Indonesia pada waktu itu masih menganut sistim kerajaan. Jadi yang pada awalnya mengajarkan secara tidak langsung adalah india. Walaupun merekan datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Hindu maupun Budha.



»»  Baca Lengkap...